Bupati: Revolusi Industri 4.0 Pengaruhi Kebijakan di Sektor Pendidikan

Pewarta : Adam Gumelar | Editor : Nurul Ikhsan

Kuningantoday.com – Bupati Kuningan H. Acep Purnama membuka kegiatan Transformasi Digital Sektor Pendidikan Kurikulum Merdeka, bertempat di Hotel Grand Cordela, Selasa (7/6/2022).

Dikatakan Bupati, revolusi industri 4.0 yang bertumpu pada kemajuan teknologi juga berpengaruh pada sektor Pendidikan.

Hadirnya revolusi industri 4.0, menurut Bupati Acep telah mempengaruhi cara pandang, bekerja, hidup dan belajar. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, dapat mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku para peserta didik. Menurutnya, peserta didik harus memiliki karakter dan jatidiri yang kuat di tengah perubahan global yang bergerak secara cepat.

FOTO: Kuningantoday.com/Diskominfo.

BACA JUGA : Sosialisasi SP 2020 Lanjutan Dibuka, Bupati Kuningan: Sensus Penduduk Harus Dikawal dan Didukung Lintas Sektoral

“Peserta didik harus memiliki karakter dan jati diri bangsa yang kuat di tengah arus globalisasi yang bergerak serba cepat ini,” kata Bupati Acep.

Ditambahkan Bupati, saat ini peserta didik di Indonesia didominasi oleh generasi Z yang terlahir di era digital dan pesatnya teknologi. Peserta didik dinilai lebih cepat dan mudah menyerap teknologi baru. Hal ini menurutnya bisa dimanfaatkan oleh sekolah dan para guru untuk menerapkan Pendidikan berbasis teknologi digital dengan sentuhan budaya Indonesia melalui tripusat Pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. 

“Perkembangan teknologi harus dimanfaatkan oleh sekolah dan guru untuk meningkatkan sumber daya yang ada di dalam sekolahnya,” ujarnya.

“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi untuk para pegiat pendidikan yang telah ikut serta membangun dan mengembangkan Pendidikan Indonesia,” tambahnya.

Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Dr. Ir I Nyoman Adhiarna M.Eng, berharap kepada tenaga pengajar agar bisa beradaptasi dengan teknologi, demi menciptakan suasana belajar yang lebih efektif dan menyenangkan dengan bantuan teknologi, meskipun peran guru menurutnya tidak bisa digantikan oleh teknologi.

“Kami menyambut baik (penggunaan teknologi dalam sektor Pendidikan) ini, karena kami percaya tidak ada yang bisa menggantikan peran bapak-ibu guru, secanggih apapun peran teknologi tersebut. Teknologi hanya sebagai sarana pendukung pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan, paparnya kepada para audiens yang dihadiri oleh para guru dan kepala sekolah,” kata Nyoman.

I Nyoman Adhiarna menerangkan bahwa Kemenkominfo telah melakukan adopsi teknologi digital untuk 6 sektor strategis termasuk sektor pendidikan.

“Kami telah melaksanakan adopsi teknologi digital sektor pendidikan di 10 kawasan dari jenjang SD, SMP, SMA dan jumlah ini akan terus kami tingkatkan tentunya. Kami berharap teknologi yang diadopsi dapat berimbas dan diadopsi dengan cepat kepada sekolah-sekolah di sekitar kawasan tersebut,” ujarnya.

Melanjutkan program transformasi digital di sektor pendidikan, Ditjen Aplikasi Informatika mendorong peningkatan kapasitas guru dan tenaga kependidikan dalam pemanfaatan TIK. Di tahun 2022 ini program akan menyasar SMA dan SMK dalam pembelajaran teknologi digital terkini.

“Tahun ini kita akan fokus pada SMA dan SMK untuk adopsi teknologi digital IoT, Big Data, Cloud Computing, Video Based Learning, Virtual Reality, dan Augmented Reality,” tambah Nyoman Adhiarna.

Dalam melaksanakan program tersebut, lanjut Nyoman, Aptika menggandeng Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk peningkatan kapasitas guru dan tenaga kependidikan di bidang TIK, serta penggunaan platform digital dalam proses belajar mengajar.

Nyoman juga menyebut, dampak pandemi Covid-19 telah membuat ‘learning loss‘ dalam dunia pendidikan. Hal itu memaksa tenaga pendidik beradaptasi dengan teknologi digital agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.

“Dalam dua tahun belakangan pandemi telah mengubah secara drastis kehidupan belajar mengajar, termasuk kehidupan kita sehari-hari. Bapak dan ibu guru dipaksa untuk segera menggunakan teknologi digital dalam kegiatan belajar mengajar agar tetap bisa berjalan,” katanya di hadapan seratus guru dan tenaga pendidik di Provinsi Bali.

Sedangkan pada 2021, program transformasi di sektor pendidikan dari Ditjen Aptika telah melaksanakan adopsi teknologi digital di 410 sekolah yang didominasi oleh SD dan SMP pada 10 lokasi. “Selain itu juga diadakan berbagai webinar yang dihadiri oleh para guru dari seluruh Indonesia,” terang Direktur Nyoman. ***

By Adam Gumelar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Menarik Lainnya